Sesuai dengan sifat termodinamika bahwa udara yang dikompres (ditekan), maka suhu (temperatur)nya akan mengalami kenaikan. Suhu udara yang tinggi ini dapat mengakibatkan kerusakan peralatan berikutnya yang akan dilalui ataupun yang akan menggunakan udara bertekanan dan bersuhu tersebut.
Pada sistem udara tekan yang menggunakan kompresor bertingkat (multi-stage compressor), udara keluaran kompresor tingkat pertama harus didinginkan terlebih dahulu sebelum dialirkan sebagai udara masukan ke kompresor tingkat kedua. Demikian seterusnya, udara keluaran suatu tingkat harus didinginkan sebelum dialirkan ke kompresor tingkat berikutnya. Pendingin udara antar tingkat kompresor ini disebut “inter-cooler”.
Udara tekan keluaran dari kompresor tingkat terakhir juga harus didinginkan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke peralatan sistem udara tekan yang berikutnya, seperti pemisah (separator) atau tangki udara. Pendingin udara akhir (udara keluaran kompresor tingkat terakhir) ini disebut “after-cooler”.
Media pendingin yang umum dipakai untuk mendinginkan udara tekan ini adalah air (cooling water); bisa juga menggunakan udara sebagai media pendingin (cooled by air).
Akibat pendinginan, uap air yang dikandung udara keluaran pendingin akan berubah (berkondensasi) menjadi bintik-bintik air, yang harus dipisahkan dari udara oleh dan didalam separator. Kemudian air kondensat ini diperangkap dan dikuras (dibuang) keluar.
Pendingin (cooler) yang umum dipakai adalah berjenis tabung beraliran langsung (once through) dengan pipa-pipa pendingin (cooling tubes) didalamnya. Tabung pendingin ini disambungkan langsung ke pipa penyaluran udara; biasanya dengan sambungan cakram (flanges) pada sisi masuk maupun keluar pendingin.
Komentar
Posting Komentar