Jenis Minyak Pelumas dan Zat Adiktif Minyak Pelumas



Jenis Minyak Pelumas.

Sesuai wujudnya, pelumas dapat dibedakan menjadi Pelumas Cair (Minyak Pelumas), Pelumas Semi Padat dan Pelumas Padat.

Jenis Pelumas Cair umumnya terbuat dari minyak mineral yang merupakan produk sampingan dari penyulingan minyak bumi, atau ada juga yang dibuat dari bahan sintetis Di pasaran banyak tersedia berbagai merek minyak pelumas. Untuk mengetahui minyak Pelumas mana yang cocok digunakan, perlu diketahui karakteristik minyak pelumas tersebut yang merupakan gambaran dari sifat-sifat minyak pelumas.

Diantara sifat-sifat minyak pelumas yang penting diketahui adalah:
  • Viskositas (Viscosity)
Atau kekentalan merupakan suatu ukuran yang menyatakan besarnya tahan cairan terhadap aliran, atau kemampuan cairan untuk mengalir. Viskositasnya akan tergantung dari temperatur. Apabila temperatur naik, maka viskositasnya turun. SAE membedakan viskositas minyak pelumas dengan angka-angka SAE yang lebih tinggi menunjukan kekentalan yang lebih tinggi juga (lebih kental).
  • Indek Viskositas (Viscosity Index)
Merupakan ukuran dari laju perubahan kekentalan minyak pelumas terhadap perubahan temperatur. Indek Viskositas dinyatakan dengan angka 0 sampai 100 angka yang lebih kecil berarti minyak pelumas tersebut akan lebih cepat perubahan viskositasnya apabila temperaturnya berubah.
  • Titik Tuang (Pour Point)
Adalah temperatur tertinggi dimana minyak pelumas mulai membeku apabila temperaturnya diturunkan.
  • Titik Nyala (Flash Point)
Adalah temperatur terendah dimana uap minyak pelumas akan terbakar apabila diberi sumber panas. Pembakaran berhenti apabila sumber panasnya dihilangkan. 
  • Titik Bakar (Fire Point)
Adalah temperatur terendah dimana uap minyak pelumas akan terbakar dengan sendirinya dan terus terbakar walaupun tidak diberi sumber panas dari luar. 


Aditif Minyak Pelumas.

Aditif atau bahan tambahan yang dicampurkan kedalam minyak pelumas bertujuan untuk memperbaiki sifat pelumas tersebut. Aditif yang banyak digunakan diantaranya adalah:
  • Pour Point Depressants. Bertujuan untuk menurunkan titik tuang.
  • Oxidation Inhibitor. Adalah zat anti oksidasi agar minyak pelumas tidak membentuk asam yang akan mengakibatkan korosi dan meningkatkan kekentalannya.
  • Viscosity Index Improver. Digunakan untuk memperbaiki indek viskositas
  • Antifoam Agent. Adalah zat aditif yang dapat memecah gelembung udara yang timbul pada minyak pelumas, terutama pada sistem sirkulasinya.
  • Rust and Corrosion Inhibitor. Untuk mengurangi timbulnya karat dan korosi dan karat.
  • Extreme Pressure Additive. Berguna untuk meningkatkan kemampuan minyak pelumas dalam menahan desakan, sehingga lapisan minyak pelumas tidak mudah terdesak meninggalkan permukaan yang perlu mendapatkan pelumasan.
  • Detergent. Adalah sebagai aditif pembersih yang dapat mencegah atau mengurangi terbentuknya kotoran/kerak pada bagian yang dilumasi serta membuang kotoran yang sudah terbentuk.
  • Emulsifying Agent. Berguna untuk membungkus/menyelubungi partikel air yang ada di dalam minyak pelumas, agar kontak antara partikel air dengan permukaan material yang dilumasi terhindarkan (mencegah korosi).
  • Emulsion Breaker. Untuk mempercepat terpisahnya partikel air dari minyak pelumas sehingga dapat lebih mudah untuk membuang partikel air tersebut, misalnya pada proses pemurnian minyak pelumas/ centrifuges.

Komentar