Siklus Pelumasan

Sistem pelumasan diperlukan untuk mensupply minyak pelumas yang bersih dengan tekanan dan suhu tertentu kedalam bantalan turbin, bantalan alternator, bantalan kompresor, bantalan Load Gear, sistem kontrol, sistem pengaman dan lain-lainnya. Starting Packages (misalnya Starting Diesel beserta perlengkapannya) ada yang mempunyai sistem pelumasan tersendiri dan ada juga yang mempunyai sistem pelumasan yang menjadi satu dengan Sistem Pelumasan Utama.

Peralatan Sistem Pelumasan Utama biasanya dipasang pada Engine Bed plate dan terdiri dari:
  • Lube Oil Reservoir (Main Oil Tank)
Adalah tangki yang dapat menampung sejumlah besar minyak pelumas. Reservoir ini harus cukup besar agar minyak pelumas dapat diam / berhenti sesaat didalam tanki untuk mengendapkan kotoran-kotoran dan membuang gasnya. Suhu minyak pelumas selalu di monitor dan dijaga agar tetap pada batas-batas yang ditetapkan agar proses pelumasan dapat berjalan dengan baik. Suhu minyak pelumasan di dalam reservoir juga tidak boleh terlalu rendah karena akan menghambat pemompaan. Bila suhunya terlalu rendah maka secara otomatis alat pemanas yang dipasang didalam tangki akan bekerja 
  • Primary Lube Oil Pump atau Main Lube Oil Pump (Pompa Minyak Pelumas Utama)
Berfungsi sebagai pompa minyak pelumas utama dan diputar langsung oleh poros turbin gas, atau diputar oleh motor listrik AC. Untuk Primary Lube Oli Pump yang diputar oleh motor listrik, penempatan pompa adalah didalam reservoir minyak pelumas, sedangkan motor listriknya berada diatas tutup reservoir. Pompa ini harus mampu mensupply kebutuhan minyak pelumas dalam keadaan operasi normal. Sebagai contoh, kapasitas Primary Lube Oil Pump sebesar 2.800 liter per menit dengan tekanan 6 bar.

  • Secondary Lube Oil Pump atau Auxilliary Lube Oil Pump atau Back-up Lube Oil Pump
Untuk turbin gas yang Primary Lube Oil Pump-nya diputar langsung oleh poros turbin gas, maka Secondary Lube Oil Pump akan bekerja ketika putaran turbin masih rendah (saat start-up dan shut-down) dimana tekanan minyak pelumas dari Primary Lube Oil Pump belum mencukupi. Bila putaran turbin cukup tinggi, maka secara otomatis Secondary Lube Oil Pump akan stop Pada turbin gas yang Primary Lube Oil Pump diputar oleh motor listrik, maka Secondary Lube Oil Pump berfungsi sebagai cadangan. Secondary Lube Oil Pump juga akan bekerja secara otomatis bila tekanan minyak pelumas turun oleh karena suatu sebab.
  • Emergency Lube Oil Pump.
Pemasangan pompa ini sama seperti pemasangan Secondary Lube Oil Pump. Emergency Lube Oil Pump diputar oleh motor listrik DC dan bekerja bila tegangan listrik AC hilang dan atau tekanan minyak pelumas turun mencapai batas yang ditetapkan. Baik kapasitas maupun tekanan minyak pelumas dari Emergency Lube Oil Pump lebih rendah dibanding dari Primary Lube Oil Pump, maka hasil pemompaannya akan langsung dialirkan ke dalam bantalan-bantalan tanpa melalui Lube Oil Cooler. Emergency Lube Oil Pump pada umumnya hanya digunakan apabila turbin tidak dibebani serta putarannya sangat rendah (diputar turning gear/Ratchet).
  • Lube Oil Cooler
Atau Pendingin Minyak Pelumas, biasanya terdiri dari dua unit, salah satunya beroperasi dan yang lainnya stand-by, dan menggunakan media pendingin udara atau air. Lube Oil Cooler dengan media pendingin air akan lebih kecil dimensinya sehingga sedikit memakan tempat dibandingkan dengan yang menggunakan media pendingin udara. Lube Oil Cooler berfungsi untuk mendinginkan minyak pelumas yang sudah ditampung didalam reservoir dan akan dialirkan kembali ke bantalan-bantalan 
  • Detektor Suhu, Detektor Tekanan dan Detektor Level
Untuk memonitor agar suhu, tekanan maupun level sesuai dengan yang ditetapkan. Disamping detektor-detektor tersebut dilengkapi juga dengan signal alarm dan peralatan trip.



Gambar Contoh Siklus Pelumasan (1)

Gambar Contoh Siklus Pelumasan (2)

Gambar Oil Centrifugal

Komentar